Kolaborasi Pengelolaan Limbah Organik Dengan Teknologi Masaro Di Rawajati Jakarta

Kolaborasi Pengelolaan Limbah Organik Dengan Teknologi Masaro Di Rawajati Jakarta
Kolaborasi Pengelolaan Limbah Organik Dengan Teknologi Masaro Di Rawajati Jakarta

Rawajati, Jakarta Selatan Jakarta– Program pengelolaan limbah organik berbasis teknologi MASARO kini mulai diterapkan di tengah masyarakat Rawajati, Jakarta Selatan. Dengan menggunakan enzim POCI, teknologi ini mempercepat pengomposan limbah organik menjadi pupuk berkualitas tinggi. Inisiatif ini mengintegrasikan teknologi modern dengan praktik lokal untuk menciptakan solusi berkelanjutan dalam mengatasi permasalahan limbah di wilayah perkotaan.

Pelatihan lapangan pengelolaan limbah itu telah dilaksanakan pada medio Oktober 2024 lalu, yang melibatkan masyarakat setempat, termasuk petani, kelompok tani, mahasiswa, dan tim pengelola teknologi MASARO. Salah satu peserta pelatihan, Pak Avoy, seorang petani dengan lahan di pinggir sungai, langsung mempraktikkan teknik pengolahan limbah di kebunnya. Hasilnya, kebunnya kini menghasilkan pupuk organik yang tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga membantu mengurangi pencemaran lingkungan sekitar.

“Ide penggunaan teknologi ini sangat membantu kami sebagai petani. Limbah yang sebelumnya tidak terpakai, kini menjadi sumber daya yang bermanfaat,” ujar Pak Avoy.

Pelatihan ini juga dihadiri oleh Gabungan Kelompok Tani, diwakili oleh Ibu Niniek dan Ibu Ngatiyo. Dalam sesi diskusi, mereka berbagi pengalaman tentang pengelolaan limbah dalam skala kelompok tani dan membahas peluang kolaborasi antara sektor pertanian dan peternakan. Sinergi ini diharapkan dapat menciptakan praktik pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Tim MASARO yang dipimpin oleh Ibu Ira memberikan penjelasan tentang penggunaan enzim POCI. Tidak hanya dari segi teknis, tetapi juga dijelaskan bagaimana teknologi ini mendukung konsep ekonomi sirkular. Masyarakat diajak memahami bagaimana pengelolaan limbah dapat menghasilkan nilai ekonomi tinggi, seperti pupuk organik alami, sekaligus membantu ketahanan pangan komunitas.

Program ini juga mendapat dukungan aktif dari mahasiswa Institut IPMI, yang bertindak sebagai tim praktis selama pelatihan. Mereka membantu demonstrasi langsung dan mendampingi masyarakat dalam proses transfer teknologi. Kolaborasi ini menciptakan sinergi antara dunia akademik, masyarakat, dan teknologi.

“Inisiatif seperti ini menunjukkan bahwa teknologi modern dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan perubahan nyata,” ujar Ibu Ira.

Program pengelolaan limbah organik berbasis teknologi MASARO di Rawajati diharapkan menjadi model yang dapat direplikasi di berbagai komunitas lain. Selain mengurangi limbah organik, program ini juga memperkenalkan konsep keberlanjutan dalam ekonomi komunitas, meningkatkan kesadaran lingkungan, dan menciptakan peluang bisnis lokal yang ramah lingkungan.

Dengan sinergi antara masyarakat, teknologi, dan sektor pendidikan, Rawajati menunjukkan bagaimana kolaborasi dapat menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan untuk lingkungan dan kesejahteraan komunitas.