Terkuak Dalam Diskusi Publik, Ade Hartati Dan Nasir Day Calon Walikota 2024-2029

Dalam diskusi Publik yang diselenggarakan oleh Forum Pekanbaru Bicara terkuak bahwa calon Walikota Pekanbaru kedepan harus punya Master Plan yang jelas.

Terkuak Dalam Diskusi Publik, Ade Hartati Dan Nasir Day Calon Walikota 2024-2029
Usamah Khan, Nasir Day, Mardianto Manan, Ade Hartati Rahmat, Aswin Siregar, Edwin Syarif dan moderator Tri Wahyono
Terkuak Dalam Diskusi Publik, Ade Hartati Dan Nasir Day Calon Walikota 2024-2029

Pekanbaru. Minggu 31/03/2024. Acara buka bersama dan diskusi publik yang dilaksanakan oleh Forum Pekanbaru Bicara berjalan sesuai rencana di Hotel Bono lantai 17 (lantai paling atas). 

Nampak sebagai calon Walikota yang mengahadiri undangan panitia adalah Ade Hartati dan Nasir Day. Dengan panelis pendamping adalah Usamah Khan, Edwin Syarif dan Aswin Siregar serta Mardianto Manan. 

Sebagai pembicara pertama Nasir Day nyatakan maju sebagai calon walikota Pekanbaru 2024-2029 secara independen.

"Pekerjaan infrastruktur 600 lebih tapi jalan hancur dan berlubang. Apalagi jalan untuk galian Ipal Tanggal 5 Mei 2024 saya akan star maju secara independen", kata Nasir Day memulai pidato nya.

Kemudian Ade Hartati Rahmat anggota DPRD 15 tahun sampai sekarang (2024) di DPRD Provinsi Riau.

"Sepengetahuan Saya Pekanbaru punya APBD nya 2,7 T.  Sekarang sudah 2,8 Triyun jadi kenaikan cuma sedikit. Dari kontribusi, pajak atau hutang. 15 milyaran dana parkir setiap bulan. Potensi Pekanbaru adalah perdagangan dan jasa. Arah kebijakannya paling penting. Pembangunan berbasis RW harus kita mulai. Kita belajar dari negara tetangga. Arah kebijakan fiskal kita tentukan dulu", terang Ade Hartati memaparkan tentang Pekanbaru. 

Dari Mardianto Manan terungkap tentang master plan Pekanbaru tidak ada.

"Karena Pekanbaru itu tidak ada yang banjir, tapi air tergenang yang tidak tersalurkan. Walikota ke depan adalah walikota terencana. Apakah Kota Pekanbaru adalah metropolitan sudah masuk karena penduduk nya sudah satu juta lebih", papar Mardianto Manan melihat sebagai pengamat Tata Kota dan juga anggota Dewan. Provinsi Riau ini. 

Aswin Siregar sebagai orang hukum Kota Pekanbaru lebih menerangkan segi hukum nya.

"Background saya sebagai pengacara. Banyak sekali permasalahan kota Pekanbaru. Kawan jurnalis harus gas terus. Bagaimana pembangunan harus kita wariskan seratus tahun kedepan. Harus pembangunan yang ramah lingkungan. Tidak perlu takut pada preman", terang Aswin Siregar dengan semnagat.

"Pemimpin harus bersama-sama membangun. Tidakak boleh takut dikritik dan murah tersinggung", tambah Ade lagi.

"Pemimpin harus jelas master plan nya. Walikota yang baru dapat memproduksi hukum sehingga kita dapat memonitoringnya. Jika ada oknum yang tutup telinga maka kita harus buat lapor kan, karena banyak wadahnya. Supaya ada legalitas, jadi berita nya dimana sehingga tidak hoax. Kata aswin siregar. Yang penting ada kepastian hukum bagi masyarakat., tambah aswin lagi.

"Kita butuhkan pemimpin yang uswatun hasanah. Jangan pilih walikota Pekanbaru karena serangan fajar", terang, Erwin syarif berapi -api.

"Kita dilahirkan dari rakyat dan harus komitmen pada rakyat.Jangan pula karena saya terpilih walikota rumah saya di melotov", terang ade Hartati Rahmat 

"Jadi harus jadi kan pemimpin yang sesuai ilmunya, bukan tidak sesuai ilmunya. Bagaiamana kita memenage nya. Masa seorang insinyur bisa jadi sekda", kata nasir Day.

"Sama sama kita, kita bangun berpendidikan yang berkeadilan.. Harus ada komitmen membangun kota ini", ujar Ade Hartati.

"Kita harus gas terus. Karena kita yang ngatur preman. Tidak ada bom molotov. Karena kita yang atur preman",  sergah Erwin Siregar.

Dari Usamah Khan memaparkan tentang UMKM dari Aspekur (Asosiasi Pelaku Usaha Kuliner Riau. 

"Siapapun yang jadi walikota. Harus peduli pada UMKM. Biasakan mendengar, tidak tipis telinga. Tidak boleh merajuk" Papar Usamah dengan suara datar. 

Dari Edwin Syarif terungkap bahwa pemilih Pekanbaru masih rendah. 

"Kita jangan lah memilih pemimpin karena ada nya serangan fajar dari pemimpin. Jadi kita sendiri melahirkan pemimpin yang bodoh yang tidak mau memajukan Kota Pekanbaru", kata Edwin Syarif yang pernah jadi walikota dengan suara terbanyak hasil survey. 

Acara yang ditutup oleh sekretaris panitia pelaksana Firdaus QB. "Alhamdulillah, tidak terasa acara buka bersama dan diskusi publik di hotel Bono telah selesai sampai jam 11 malam. Setelah ini (ba'da Lebaran) kita akan buka lagi diskusi ini pada siang hari. Karena permasalahan dan solusi untuk Pekanbaru tidak selesai disini saja", ujar Firdaus QB menutup acara.